MARAKNYA pencurian umur di level pembinaan gugah insan sepakbola usia muda. Liga Anak Garuda Nusantara bertema stop pencurian umur pun digelar.
Bermula dari diskusi di jejaring sosial Facebook dan merujuk pada suksesnya penyelenggaraan Liga Yunior U-18, pemerhati, pembina, dan pelatih yang berkecimpung di level usia muda tergerak membangkitkan gairah pembinaan sepakbola usia muda, khususnya di tingkat sekolah sepakbola (SSB).
Diprakarsai Alex Umboh (Jakarta Timur), Dani Ciko (Serpong, Tangerang Selatan, Banten), Yoyok Ramatriasa (Kediri, Jawa Tengah), Heru (Salatiga, Jawa Tengah), dan Sambun 'Bungky' Komodo (Sawangan, Depok, Jawa Barat), lahirlah Liga Anak Garuda Nusantara 2012 dengan para peserta SSB dari berbagai wilayah Indonesia.
"Kami miris melihat perkembangan sepakbola Indonesia, khususnya di level pembinaan. Masih sedikit pihak yang tergerak membuat dan menyemarakan sepakbola usia muda, tepatnya bagi SSB. Baru Danone yang kami lihat berniat melakukannya. Itu pun baru kelompok U-12," terang Alex, ketua panpel Liga Anak Garuda Nusantara.
Niat dan usaha mereka tak sia-sia. Bertempat di Stadion Merpati, Depok, pada 16 Juni sampai 1 Juli 2012, Liga Anak Garuda Nusantara 2012 langsung mendapat perhatian besar dari SSB seluruh Indonesia.
Bermula dari diskusi di jejaring sosial Facebook dan merujuk pada suksesnya penyelenggaraan Liga Yunior U-18, pemerhati, pembina, dan pelatih yang berkecimpung di level usia muda tergerak membangkitkan gairah pembinaan sepakbola usia muda, khususnya di tingkat sekolah sepakbola (SSB).
Diprakarsai Alex Umboh (Jakarta Timur), Dani Ciko (Serpong, Tangerang Selatan, Banten), Yoyok Ramatriasa (Kediri, Jawa Tengah), Heru (Salatiga, Jawa Tengah), dan Sambun 'Bungky' Komodo (Sawangan, Depok, Jawa Barat), lahirlah Liga Anak Garuda Nusantara 2012 dengan para peserta SSB dari berbagai wilayah Indonesia.
"Kami miris melihat perkembangan sepakbola Indonesia, khususnya di level pembinaan. Masih sedikit pihak yang tergerak membuat dan menyemarakan sepakbola usia muda, tepatnya bagi SSB. Baru Danone yang kami lihat berniat melakukannya. Itu pun baru kelompok U-12," terang Alex, ketua panpel Liga Anak Garuda Nusantara.
Niat dan usaha mereka tak sia-sia. Bertempat di Stadion Merpati, Depok, pada 16 Juni sampai 1 Juli 2012, Liga Anak Garuda Nusantara 2012 langsung mendapat perhatian besar dari SSB seluruh Indonesia.
Dari 120 kontestan kelompok U-8, U-10, U-12, dan U-14, ada 2 SSB yang asal Papua. Mereka adalah SSB Petra Sentani dan SSB Wahewleou Sentani.
Melihat respon yang baik, mereka pun bercita-cita menjadikan Liga Anak Garuda Nusantara sebagai liga nasional untuk SSB se-Indonesia. Ya, tak hanya tingat wilayah, Liga Anak Garuda Nusantara pun direncanakan memutar tingkat nasional.
"Ini baru sirkuit pertama. Kami menyebut putaran dengan sirkuit. Setelah Depok, ada 5 kota atau wilayah lagi yang akan menggelar Liga Anak Garuda Nusantara. Lima kota dan wilaya itu adalah Tangerang dan Banten, bandung, Solo, Malang, dan Bali," jelas Alex.
"Dua tim terbaik dari masing-masing sirkuit akan kembali bertemu di tingkat nasional yang rencananya digelar pada akhir 2012," lanjut Alex.
Liga Anak Garuda Nusantara pun bukan hanya menggelar dan menghidupkan kompetisi usia muda, mereka juga mengkampanyekan stop pencurian umur.
Ya, pencurian umur memang jadi masalah yang sudah membudaya di sepakbola Indonesia, khususnya di level usia muda. Mereka menilai, jika dari awal pesepakbola Indonesia sudah diajarkan berbohong dan tidak menjunjung asas fair play, bagaimana jika mereka sudah menjadi pemain yang besar dan hebat.
"Sepakbola Indonesia harus maju dan berkembang tanpa kebohongan. Kami harus berani memulainya. Kami perangi segala bentuk kecurangan, apalagi pencurian umur," tegas Alex.
Bicara soal pendanaan kegiatan itu, sama seperti Liga Yunior U-18, Liga Anak Garuda Nusantara pun bergerak swadaya. Mereka bisa berjalan atas dana yang dari para pesertanya.
"Ini baru yang pertama. Kami belum melibatkan sponsor atau pihak pendukung. Kami bergerak dengan dana yang berasal dari para peserta. Namun, tidak menutup kemungkinan di sirkuit berikutnya kami gelar lebih heboh karena sudah ada sponsor atau pihak pendukung," tandas Alex.
Melihat respon yang baik, mereka pun bercita-cita menjadikan Liga Anak Garuda Nusantara sebagai liga nasional untuk SSB se-Indonesia. Ya, tak hanya tingat wilayah, Liga Anak Garuda Nusantara pun direncanakan memutar tingkat nasional.
"Ini baru sirkuit pertama. Kami menyebut putaran dengan sirkuit. Setelah Depok, ada 5 kota atau wilayah lagi yang akan menggelar Liga Anak Garuda Nusantara. Lima kota dan wilaya itu adalah Tangerang dan Banten, bandung, Solo, Malang, dan Bali," jelas Alex.
"Dua tim terbaik dari masing-masing sirkuit akan kembali bertemu di tingkat nasional yang rencananya digelar pada akhir 2012," lanjut Alex.
Liga Anak Garuda Nusantara pun bukan hanya menggelar dan menghidupkan kompetisi usia muda, mereka juga mengkampanyekan stop pencurian umur.
Ya, pencurian umur memang jadi masalah yang sudah membudaya di sepakbola Indonesia, khususnya di level usia muda. Mereka menilai, jika dari awal pesepakbola Indonesia sudah diajarkan berbohong dan tidak menjunjung asas fair play, bagaimana jika mereka sudah menjadi pemain yang besar dan hebat.
"Sepakbola Indonesia harus maju dan berkembang tanpa kebohongan. Kami harus berani memulainya. Kami perangi segala bentuk kecurangan, apalagi pencurian umur," tegas Alex.
Bicara soal pendanaan kegiatan itu, sama seperti Liga Yunior U-18, Liga Anak Garuda Nusantara pun bergerak swadaya. Mereka bisa berjalan atas dana yang dari para pesertanya.
"Ini baru yang pertama. Kami belum melibatkan sponsor atau pihak pendukung. Kami bergerak dengan dana yang berasal dari para peserta. Namun, tidak menutup kemungkinan di sirkuit berikutnya kami gelar lebih heboh karena sudah ada sponsor atau pihak pendukung," tandas Alex.